Halo, Perkenalkan Saya Ekos Albar

Siapa itu Ekos Albar?

Ekos Albar merupakan Wakil Wali Kota Padang periode Mei 2023 – Mei 2024.

Latar Belakang

Ekos Albar lahir pada 26 Agustus 1971 di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Ia merupakan putra dari Albar Manaf, seorang camat, dan Nurhaida Hanum, seorang bidan. Ayahnya menjalani karier di pemerintahan, menjabat sebagai camat di berbagai daerah, sementara ibunya bekerja di Dinas Kesehatan. Ekos tumbuh besar di Payakumbuh, tempat ia menempuh pendidikan dari TK hingga SMA, kemudian melanjutkan studi di Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) dan lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi pada 1995.

Setelah lulus, Ekos memulai kariernya di Jakarta sebagai salesman di Indomobil. Dengan tekad dan kerja keras, ia meniti karier hingga menjadi direktur di beberapa perusahaan besar, termasuk Asco Otomotif dan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit seperti PT Heksa Jaya Abadi dan PT Tripalma Nusantara. Selain bekerja di perusahaan, Ekos juga membangun usahanya sendiri, di antaranya PT Sunrise Internusa yang bergerak di bidang kontraktor telekomunikasi dan Heksa Mobil di Jakarta Timur.

Pada 2023, Ekos memenuhi harapan ibunya yang ingin ia mengikuti jejak ayahnya sebagai pamong pemerintahan. Setelah diusulkan oleh PAN dan melalui proses pemilihan di DPRD Padang, Ekos terpilih sebagai Wakil Wali Kota Padang. Masa jabatannya dimulai pada Mei 2023 dan akan berakhir pada Mei 2024.

Menjadi Wakil Wali Kota

Nama Ekos muncul pada 2021 untuk mengisi kekosongan jabatan Wakil Wali Kota Padang setelah Hendri Septa naik dari wakil wali kota menjadi wali kota untuk menggantikan Mahyeldi yang terpilih sebagai Gubernur Sumbar.

Pada 2022 Ekos diusulkan oleh PAN untuk memperebutkan kursi Wakil Wali Kota Padang. Ia terpilih menjadi wakil wali kota berdasarkan hasil rapat paripurna pemilihan Wakil Wali Kota Padang di DPRD Padang pada 5 April 2023. Ia mengalahkan Hendri Susanto, yang diusulkan oleh PKS sebagai wakil wali kota. Ekos dilantik pada 9 Mei 2023. Jabatannya berakhir pada 13 Mei 2024.

Dari semua capaiannya dalam hidup hingga menjadi wakil wali kota, Ekos meyakini bahwa semua itu ia raih berkat doa ibunya. Ekos ingat bahwa ibunya, sebagai istri camat selama bertahun-tahun, ingin melihat anaknya mengenakan pakaian dinas upacara besar (PDUB) yang serba putih daripada pakai jas dan dasi seperti pakaian pengusaha. Karena itulah, di samping niat Ekos menjadi pemimpin Kota Padang sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, ia juga ingin menjadi wali kota agar bisa membuat bangga sang ibunda.

Berita

Jika Jadi Wali Kota, Ekos Albar Yakin PAD Padang Bisa Naik Dua Kali Lipat

Ekos Albar, bakal calon Wali Kota Padang, optimis mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga dua kali lipat jika terpilih. Ia berencana menutup kebocoran pemasukan dan menggenjot sektor unggulan seperti pariwisata. Selama menjabat sebagai Wakil Wali Kota, bersama Wali Kota Hendri Septa, PAD Padang mencapai rekor tertinggi Rp657,5 miliar.

Ekos menargetkan PAD mencapai Rp1 triliun pada akhir 2025, dengan menekankan pengelolaan yang jujur dan kompeten. Ia juga berfokus pada pengembangan destinasi wisata potensial, seperti air terjun Lubuk Udang dan kebun durian di Padang Janiah, yang diyakini dapat mendongkrak ekonomi lokal serta pemasukan daerah.

Rekam Testimoni, Warga Padang Minta Ekos Albar Menjabat Lagi

Ratusan warga Kota Padang memberikan testimoni positif untuk mantan Wakil Wali Kota Ekos Albar, berharap ia melanjutkan pengabdiannya sebagai pemimpin. Dalam video yang direkam relawan saat memasang spanduk, warga memuji sikap ramah dan merakyat Ekos. Rahmi, warga Belimbing, menyebut Ekos sebagai sosok yang sederhana dan mudah didekati.

Wahyu dari Padang Barat menilai Ekos berhasil menyelesaikan konflik masyarakat dengan cara merangkul semua pihak, termasuk saat penertiban pedagang di Pantai Padang. Sementara itu, Ratna dari Lubuk Begalung mengapresiasi kemandirian Ekos yang berasal dari keluarga sederhana dan sukses berkat usaha sendiri. Ekos berterima kasih atas dukungan tersebut dan berjanji akan mewujudkan harapan warga jika terpilih menjadi wali kota, demi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Kota Padang.

Mengingat Pesan Buya Syafii tentang Rakyat Kecil

Pada Jumat (27/5/2022), saya menerima kabar duka: Buya Syafii Maarif telah meninggal. Sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya memiliki pengaruh besar dalam hidup saya, termasuk peran pentingnya yang membantu saya menjadi Wakil Wali Kota Padang.

Sudah dua tahun berlalu, namun kesederhanaan dan nasihat Buya terus membekas. Sosoknya yang rendah hati tampak dalam kesehariannya, seperti bersepeda untuk membeli kebutuhan, naik kereta listrik, dan selalu menolak perlakuan istimewa, bahkan saat mengantre di bank atau rumah sakit.

Buya juga selalu bersikap tegas dalam pandangannya tentang Islam, demokrasi, dan pluralisme. Meski sering dicap “liberal,” ia selalu mengutamakan persatuan Indonesia dan memperjuangkan keadilan sosial. Dalam bukunya, ia menekankan pentingnya bangsa ini dibela dengan jujur dan bertanggung jawab.

Saat Buya mendorong saya mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Padang, ia berpesan agar saya selalu membela rakyat kecil. Meskipun waktu saya sebagai wakil wali kota singkat, pesan Buya menjadi motivasi untuk maju sebagai calon Wali Kota Padang. Saya berharap, dengan dukungan masyarakat, bisa mewujudkan pesan-pesan Buya dalam melayani rakyat kecil dan memimpin dengan hati nurani.

Survei Balon Wali Kota Padang, Tiga Nama Bersaing Ketat

Lembaga survei Integral Research & Communication mengeluarkan hasil survei elektabilitas bakal calon (balon) Wali Kota Padang, Senin (24/6/2024). Ada 13 balon wali kota dalam survei tersebut. Dari 13 balon itu, tiga balon bersaing ketat, yaitu Fadly Amran, Ekos Albar, dan Hendri Septa.

Dalam survei tersebut, elektabilitas tertinggi diraih oleh Fadly Amran, yaitu 30,5 persen. Selanjutnya, Ekos Albar memperoleh angka 26,5 persen, Hendri Septa 21,5 persen, Desrio Putra 5,7 persen, Syafrial Kani 3,1 persen, Muhammad Iqbal 2,6 persen, Khairul Ikhwan 1,8 persen, Sofia Lorent 0,9 persen, Herman Anwar, 0,7 persen, Hidayat 0,7 persen, Miko Kamar 0,7 persen, Dani Faisal 0,3 persen, dan Alkudri 0,3 persen. Sementara itu, 4,7 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Analis Integral Research & Communication, M. Riswan, mengatakan bahwa Fadly Amran, Ekos Albar, dan Hendri septa bersaing ketat sebab elektabilitas mereka dapat disebut imbang.

“Secara absolut number memang terlihat ada gap. Namun, secara bacaan metodologi bisa dibaca imbang karena ketiganya berada dalam rentang margin of error,” ujarnya.

Dari hasil survei itu, kata M. Riswan, tampak bahwa publik Kota Padang mengerucut pilihan mereka pada tiga nama.

“Dari temuan survei ini, tampaknya pengaruh incumbent Hendri Septa tidak mumpuni dari segi Elektabilitas,” tuturnya.

Survey Integral Research & Communication bertema “Dinamika Elektoral Kota Padang” itu dilakukan 1 sampai 10 Juni 2024. Survei itu menyasar 800 responden di 114 kelurahan Kota Padang. Margin of error survei terbit 3,1 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.

Elektabilitas

Fadly Amran
30.5%
Ekos Albar
26.5%
Hendri Septa
21.5%
Desrio Putra
5.7%
Syafrial Kani
3.1%
Muhammad Iqbal
2.6%
Khairul Ikhwap
1.8%
Sofia Lorent
0.9%
Herman Anwar
0.7%
Hidayat
0.7%
Miko Kamal
0.7%
Dani Faisal
0.3%
Alkudri
0.3%
TT/TJ
4.7%